Dejavu
Karya : puput nur atika sari
Ku lambaikan tangan saat kau lambaikan
tangan
Ku usap debu dari pundakmu saat kau
usap debu dari pundakku
Namun saat kau mencoba merangkulku
untuk melangkah dalam savana
Aku putuskan untuk berkata
Tidak !
Kau mencoba bertanya padaku
Dengan detak terlalu cepat
Dengan darah bagai keringat
Busuk !
Dengan lantang aku menjawab
Wahai kau pembawa duka
Kisah ini hanyalah dejavu
Kenangan ini hanya akan menjadi dejavu
Dan matamu mulai memerah
Bergetar bibir ini pertanda aku gugup
Kau semakin membuatku gugup
Hingga aku ingin berlari
Namun kakiku seperti tertarik karet
Karet sialan !lepaskan aku ! aku ingin pergi !
Karet itu berkata padaku
Kau takkan bisa lari karena kau adalah
bagian dari dejavu.
Dari puisi
diatas, apa kalian dapat memahami maksudnya? Jika sudah dan tepat dengan apa
yang dimaknai oleh penulis, insya allah kalian telah menyadari dan lebih
mendekatkan diri kepada Allah swt. jika belum,
penulis akan mencoba menjelaskan hingga kalian dapat memahami sedetail
mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami.
Banyak
puisi dipost-kan kedalam sebuah blog, namun seringkali kita tidak dapat
mengetahui maknanya. Dalam blog ini, penulis berusaha menjelaskan sebuah makna
dari puisi. Puisi diatas penulis beri judul Dejavu. Dejavu adalah sebuah
ingatan dari mimpi (bunga tidur). Dimana kita dapat merasakan sebuah mimpi itu
terasa hidup dan menjadi sebuah kenyataan dalam hidup si pemimpi. Itulah
dejavu.
Hidup
adakalanya seperti dejavu, kita ada di dalamnya. Dan tak bisa keluar dari
mimpi. Ketika kita terjebak dalam suatu perbuatan yang dilaknat oleh Allah
swt., apabila kita masih memiliki seujung keimanan dalam lubuk hati yang
terdalam, maka ketenangan dalam hidup
pasti tak akan pernah kita rasakan. Hidup bagai dikejar api yang menjulur
kepada kita. Kerohmatan yang dikaruniakan oleh Allah kepada kita telah hilang
seketika itu, dan sangat sulit mengembalikannya karena hidup kita seperti
dikejar dosa.
Puisi
tersebut adalah suatu gambaran tentang seseorang yang telah banyak melakukan
suatu perbuatan yang dilaknat oleh Allah swt., dia tak bisa hidup dalam
ketenangan hatinya. Ada dosa yang mengikat dirinya yang sangat sulit ia
lupakan. Dosa ketika masa berpacarannya yang
banyak sekali melakukan perbuatan maksiat. Dia ingin mengakhiri semua perbuatan
mazhmumah (tercela)-nya itu, namun tetap saja setiap detik tak pernah
selintaspun ia tak ingat akan dosanya itu.
Teman-teman sekalian, jangan sampai
hal tersebut sampai menghinggapi hidup kita. Sesungguhnya Allah maha pengampun
atas segala dosa-dosa hambaNya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah swt.
dalam Qur’an surat al-Zumar ayat 39. 53 yang berbunyi “katakanlah
wahai muhammad: wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri dengan perbuatan-perbuatan maksiat,janganlah kamu berputus asa
dari rahmat Allah, karena sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa,
sesungguhnya Dia lah jua yang maha pengampun,lagi maha mengasihani” . lakukanlah perbaikan
terhadap diri sendiri dengan lebih baik dari sebelumnya. Karena Allah masih
memberikan kesempatan kepada kita untuk menjadi hambaNya yang lebih baik.
Selalu berprasangka baiklah kepada Allah. Karena Allah maha penyayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar