Minggu, 24 Agustus 2014


Dejavu
Karya : puput nur atika sari
Ku lambaikan tangan saat kau lambaikan tangan
Ku usap debu dari pundakmu saat kau usap debu dari pundakku
Namun saat kau mencoba merangkulku untuk melangkah dalam savana
Aku putuskan untuk berkata
Tidak !
Kau mencoba bertanya padaku
Dengan detak terlalu cepat
Dengan darah bagai keringat
Busuk !
Dengan lantang aku menjawab
Wahai kau pembawa duka
 Kisah ini hanyalah dejavu
Kenangan ini hanya akan menjadi dejavu
Dan matamu mulai memerah
Bergetar bibir ini pertanda aku gugup
Kau semakin membuatku gugup
Hingga aku ingin berlari
Namun kakiku seperti tertarik karet
Karet sialan !lepaskan aku !  aku ingin pergi !
Karet itu berkata padaku
Kau takkan bisa lari karena kau adalah bagian dari dejavu.

                   Dari puisi diatas, apa kalian dapat memahami maksudnya? Jika sudah dan tepat dengan apa yang dimaknai oleh penulis, insya allah kalian telah menyadari dan lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. jika belum,  penulis akan mencoba menjelaskan hingga kalian dapat memahami sedetail mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami.
              Banyak puisi dipost-kan kedalam sebuah blog, namun seringkali kita tidak dapat mengetahui maknanya. Dalam blog ini, penulis berusaha menjelaskan sebuah makna dari puisi. Puisi diatas penulis beri judul Dejavu. Dejavu adalah sebuah ingatan dari mimpi (bunga tidur). Dimana kita dapat merasakan sebuah mimpi itu terasa hidup dan menjadi sebuah kenyataan dalam hidup si pemimpi. Itulah dejavu.
              Hidup adakalanya seperti dejavu, kita ada di dalamnya. Dan tak bisa keluar dari mimpi. Ketika kita terjebak dalam suatu perbuatan yang dilaknat oleh Allah swt., apabila kita masih memiliki seujung keimanan dalam lubuk hati yang terdalam,  maka ketenangan dalam hidup pasti tak akan pernah kita rasakan. Hidup bagai dikejar api yang menjulur kepada kita. Kerohmatan yang dikaruniakan oleh Allah kepada kita telah hilang seketika itu, dan sangat sulit mengembalikannya karena hidup kita seperti dikejar dosa.
              Puisi tersebut adalah suatu gambaran tentang seseorang yang telah banyak melakukan suatu perbuatan yang dilaknat oleh Allah swt., dia tak bisa hidup dalam ketenangan hatinya. Ada dosa yang mengikat dirinya yang sangat sulit ia lupakan. Dosa ketika masa berpacarannya yang  banyak sekali melakukan perbuatan maksiat.  Dia ingin mengakhiri semua perbuatan mazhmumah (tercela)-nya itu, namun tetap saja setiap detik tak pernah selintaspun ia tak ingat akan dosanya itu.
            Teman-teman sekalian, jangan sampai hal tersebut sampai menghinggapi hidup kita. Sesungguhnya Allah maha pengampun atas segala dosa-dosa hambaNya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah swt. dalam Qur’an surat al-Zumar ayat 39. 53 yang berbunyi “katakanlah wahai muhammad: wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri dengan perbuatan-perbuatan maksiat,janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, karena sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa, sesungguhnya Dia lah jua yang maha pengampun,lagi maha mengasihani” . lakukanlah perbaikan terhadap diri sendiri dengan lebih baik dari sebelumnya. Karena Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk menjadi hambaNya yang lebih baik. Selalu berprasangka baiklah kepada Allah. Karena Allah maha penyayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar